15 Desember 2010, STADION SEMERU Lumajang
Perayaan Puncak Harjalu ke 755 yang di barengkan dengan FKKS JaTim 2010 membuat ramai kota Lumajang. Karena Kirab yang biasanya hanya di ikuti oleh masyarakat lumajang, kali ini di suguhkan kebudayaan dari 8 kabupaten yang merupakan peserta FKKS JATIM 2010. Di pembukaan sebelum di mulainya KIRAB budaya dari kabupaten peserta FKKS JATIM 2010, para undangan dan masyarakat yang hadir di stadion semeru Lumajang di suguhkan dengan kesenian kolosal yang menggambarkan sejarah kadipaten Lamajang 755 tahun yang lalu. Dimana kesenian tari ini menceritakan bagaimana sejarah pertahanan kerjaan Lamadjang dalam menghadapi banyak musuh/orang orang yang berupaya merusak tatanan pemerintahan.
Perayaan HARJALU 755 dan FKKS JATIM 2010 kemarin di warnai dengan langit yang berwarna kemerah merahan yang merupakan dampak dari gunung. Namun tidak mengganggu sama sekali perayaan dari acara ini. Dan antusias masyarakat untuk mengikuti acara ini juga cukup bagus. Banyak siswa pulang sekolah langsung berkumpul di STADION Semeru untuk menyaksikan Kirab ini.
Setelah selesai pementasan tari Kolosan perjuangan kadipaten Lumajang, di teruskan dengan kirab budaya yang di ikuti dari 8 Kabupaten yakni Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Pacitan, Trenggalek, Tulung Agung dan Blitar. Masing masing kabupaten tersebut menampilkan icon kesenian dari daerahnya masing masing. Selain dari masing masing kabupaten, paguyuban camat se kabupaten Lumajang juga ikut serta menyumbangkan tari dalam memeriahkan acara kirab ini.
Diluar perayaan yang meriah itu, ada hal yang di sayangkan dalam pelaksaan acara HARJALU dan KIRAB Budaya 8 Kabupaten ini. Salah satunya adalah waktu yang tidak tepat. Bisa di lihat di jadwal kegiatan di web resmi lumajang, bahwa kirab di laksanakan pada tanggal 15 Desember 2010 jam 08.00 WIB. Dan menurut saya waktu ini kurang tepat di laksanakan, karena terjadi pada jam sibuk kerja. Sehingga tidak semua lapisan masyarakat bisa menikmati suguhan acara HARJALU dan FKKS JATIM 2010 ini.
Perayaan Puncak Harjalu ke 755 yang di barengkan dengan FKKS JaTim 2010 membuat ramai kota Lumajang. Karena Kirab yang biasanya hanya di ikuti oleh masyarakat lumajang, kali ini di suguhkan kebudayaan dari 8 kabupaten yang merupakan peserta FKKS JATIM 2010. Di pembukaan sebelum di mulainya KIRAB budaya dari kabupaten peserta FKKS JATIM 2010, para undangan dan masyarakat yang hadir di stadion semeru Lumajang di suguhkan dengan kesenian kolosal yang menggambarkan sejarah kadipaten Lamajang 755 tahun yang lalu. Dimana kesenian tari ini menceritakan bagaimana sejarah pertahanan kerjaan Lamadjang dalam menghadapi banyak musuh/orang orang yang berupaya merusak tatanan pemerintahan.
Perayaan HARJALU 755 dan FKKS JATIM 2010 kemarin di warnai dengan langit yang berwarna kemerah merahan yang merupakan dampak dari gunung. Namun tidak mengganggu sama sekali perayaan dari acara ini. Dan antusias masyarakat untuk mengikuti acara ini juga cukup bagus. Banyak siswa pulang sekolah langsung berkumpul di STADION Semeru untuk menyaksikan Kirab ini.
Setelah selesai pementasan tari Kolosan perjuangan kadipaten Lumajang, di teruskan dengan kirab budaya yang di ikuti dari 8 Kabupaten yakni Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Pacitan, Trenggalek, Tulung Agung dan Blitar. Masing masing kabupaten tersebut menampilkan icon kesenian dari daerahnya masing masing. Selain dari masing masing kabupaten, paguyuban camat se kabupaten Lumajang juga ikut serta menyumbangkan tari dalam memeriahkan acara kirab ini.
Diluar perayaan yang meriah itu, ada hal yang di sayangkan dalam pelaksaan acara HARJALU dan KIRAB Budaya 8 Kabupaten ini. Salah satunya adalah waktu yang tidak tepat. Bisa di lihat di jadwal kegiatan di web resmi lumajang, bahwa kirab di laksanakan pada tanggal 15 Desember 2010 jam 08.00 WIB. Dan menurut saya waktu ini kurang tepat di laksanakan, karena terjadi pada jam sibuk kerja. Sehingga tidak semua lapisan masyarakat bisa menikmati suguhan acara HARJALU dan FKKS JATIM 2010 ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda untuk postingan saya